Pengertian (Definisi) Media
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiyah bermaksud “tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sementara Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein menuliskan bahawa media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiyah bererti perantara atau pengantar. Dengan demikian dapat dipahami bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, iaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan merupakan komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang kan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam korikulum. Sumber pesannya untuk guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosedur media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa dan juga guru.
Pesan merupakan isi ajaran dan didikan yang ada dalam kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non verbal atau visual.
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahawa pengertian media merupakan suatu alat yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemahuan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
PENGARUH MEDIA TERHADAP MASYARAKAT DALAM KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN BIDANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI:
IT Report, sebuah media cetak internasional pernah mengeluarkan pernyataan yang filosofis: “kalau teknologi adalah jawaban, lalu apa pertanyaannya?” Barangkali pernyataan seperti ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa teknologi sebenarnya hanyalah satubagian dari sebuah sistem yang menjalankan dan mengubah dunia saat ini. Beberapa orang yang progresif memandang teknologi adalah solusi dari semua permasalahan manusia, terutama ekonomi.
Namun, teknologi mengambil peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Bahkan boleh dikatakan, komunikasi tidak akan semudah saat ini jika tidak ada kemajuan teknologi yang cepat. Dan sesungguhnya media lahir dari teknologi. Ingat mesin cetak pertama yang dibuat oleh Johannes Guttenberg. Kemampuan teknologi pengganda itu menghasilkan banyak media cetak koran, majalah, tabloid hingga buku.
Teknologi telekomunikasi pun semakin berkembang, semakin cepat, tepat, kecil, murah, mudah, efektif dan efisien. Proses berkomunikasi pun memiliki ciri dan sifat yang seperti itu, khususnya efektif. Proses mengirimkan pesan dari Malaysia ke Kanada tidak perlu menunggu hingga berminggu-minggu dengan adanya perkhidmatan on line. Kecepatan dan ketepatan informasi sangat dimungkinkan oleh pemakaian media dengan teknologi yang tepat. Hingga perlu digaris bawaha di sini adalah berbicara komunikasi dan media maka kita juga akan membicarakan komunikasi. Media adalah teknologi dan teknologi adalah media.
Milenium ketiga adalah zaman keemasan teknologi informasi. Sebagai gelombang ketiga peradaban umat manusia seperti yang diramalkan Alfin Toffler sebelumnya adalah peradaban yang super cepat. Ruang dan waktu semakin dibuat cepat dan sempit, seakan-akan dunia dibuat menjadi satu, di mana setiap penghuninya bisa berinteraksi secara realtime tanpa halangan yang berarti. Berbagi informasi antar benua dan negara di belahan dunia manapun semakin mudah. Puncak dan titik acuan dari ini semua adalah konvergensi komputer dan telekomunikasi 30 tahun yang lalu. Jadilah teknologi internet yang kita kenal selama ini seakan-akan tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai media komunikasi, ia sama saja seperti kebutuhan manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Hingga bisa dimunculkan tesis, kebutuhan terhadap internet adalah kebutuhan untuk berkomunikasi dan ini adalah harga mati.
Dari sini juga dilakukan terus diversifikasi alat-alat berteknologi canggih lainnya, tentu rata-rata didasarkan pada teknologi internet itu. Seperti Personal Data Asssistant (PDA), Tablet PC, Notebook, CD ROM, VCD, DVD, SVCD, Pena Digital, telepon selular, GPRS, CDMA dan banyak lagi yang lainnya. Semua teknologi ini dimaksudkan untuk mempermudah proses komunikasi antar manusia dalam konteks global. Dijanjikan penggunaannya sangat mudah dengan harga yang relatif murah. Namun perlu dipertanyakan kembali bagaimana efeknya terhadap kesenjangan penggunaannnya di negara-negara berkembang. Teknologi yang baru muncul tidak serta merta merata pemakaiannya di seluruh dunia, walaupun standar yang digunakan juga relatif sama. Namun demikian, beberapa negara berkembang belum memiliki sarana penunjang yang memungkinkan teknologi terbaru bisa diadopsi. Belum lagi jika kita membicarakan adaptasinya di masyarakat yang berbeda kultur. Padahal masalah mendasar dalam berkomunikasi adalah kesamaan pesan yang diterima tanpa noise. Kesenjangan TI ini juga dinilai sebagai noise yang memang sampai kini menjadi masalah. Karena, menyangkut berbagai macam faktor, seperti politik dan ekonomi.
Selain kecepatan yang lebih besar untuk mengirimkan pesan, kita juga menyaksikan perubahan-perubahan besar dalam volume informasi yang dikirimkan, disimpan, dan diambil kembali. Misalnya peralatan elektronik dalam bidang percetakan secara menakjubkan telah meningkatkan jumlah buku, bultein, dan majalah yang diterbitkan.
Williams (1989) menjelasakan bahwa teknologi baru dapat dianggap sebagai perluasan media bahwa sementara media berfungsi sebagai indra-indra pasar dan cara-cara komunikasi kita, … media baru biasanya bukan merupakan sistem tersendiri. Alih-alih, media baru memperluas sistem yang sudah ada.
Kebanyakan kota besar menawarkan pelayanan papan buletin, yang memungkinkan orang memberikan pengumuman pada suatu file yang terbuka bagi semua pengguna sistem tersebut. Dengan cara ini percakapan komputer berkembang dan subkultur yang unik berkembang, untuk berbagi kepentingan… banyak pelayanan papa buletin juga dihubungkan dengan pelayanan pengarahan perjalanan nasional yang mengirimkan pesan dalam semalam dan gratis dari satu papan buletin ke papan buletin lainnya di seluruh negeri (Gergen, 1991)
Electricity promised, so it seemed, the sama freedom, decentralization, ecological harmony, and democratic community… but also promised the same power dan economic expansion (Jhon H. Quirk, 1989)
Berikut tabel yang menunjukkan teknologi baru dalam tingkat komunikasi tradisional.
Tingkat | Bentuk Tradisional | Penerapan Teknologi |
Antarpersona | Tatp muka, surat, telepon | Telepon, hubungan kelompok pribadi, surat elektronik, voicegram |
Kelompok | Tatap muka | Konferensi telepon, telekomunikasi komputer |
Organisasional | Tatap muka, memo, interkom, telepon, pertemuan | Konferensi telepon, surat elektronik, manajemen dengan bantauan komputer, sisitem informasi, faksimil. |
Publik | Surat kabar, majalah, buku, televisi, radio, film | Videotape, video disk, TV kabel, TV satelit langsung, videoteks, teleteks, sistem informasi digital |
Kini teknologi komunikasi informasi digunakan juga dalam bidang kesehatan yang disebut dengan telemedicine. Bisnis sudah banyak menggunakan telekonferensi. Dalam bidang pendidikan, televisi dan TV kabel juga digunakan, juga di masa depan surat elektronik atau surat suara, konferensi para orangtua dan para guru mungkin akan lebih sering lagi.
Penerapan kemajuan teknologi dapat pula mengintensifkan selektivitas khalayak komunikasi massa. Sebaliknya, teknologi juga telah memungkinkan media massa untuk menjadi lebih selektif. Misalnya dalam bidang penerbitan, buku-buku sekarang dapat dicetak bila diperlukan, dengan beberapa bagian ditambahkan aatau dibuang, sesuai dengan permintaan pembaca.
Penerapan fiber optik diperkirakan dapat mereduksi kesenjangana penggunaan teknologi di masyarakat. Dari sana akan dapat ditingkatkan jumlah pemakaian alat-alat audio, video, dan data komputer. Lewat pendidikan interaktif melalui video dan jaringan komputer akan mungkin bagi jaringan fiber optik untuk meningkatkan tingkat pendidikan di pedesaan dan mengembangkan banyak kota kecil. Namun demikian dikhawatirkan jaringan serat optik yanga begitu mahal dapat menciptakan kaum elit TI yang tidak mengindahkan masyrakat dalam wilayah yang tidak terlayani teknologi itu. Tesis teknologi komunikasi dapat mempersatukan masyarakat, justru kembali perlu dipertanyakan.
Komunikasi adalah kebutuhan mendasar manusia. Dengan teknologi komunikasi yang baru telah banyak meningkatkan komunikasi antar budaya. Orang-orang dapat berkomunikasi, mengenal dan mengetahui berbagai macam budaya bangsa dengan mudah dan cepat. Jhon H. Quirk (1989) mengungkapkan kekuatan elektronik dalam komunikasi dan transportasi berfungsi untuk memfasilitasi difusi budaya, pemerataan populasi, dan desentralisasi kekuasaan.
Buck (1988) mengungkapkan bahwa media massa memungkinkan komunikasi emosional spontan untuk pertama kalinya dan bahwa media dengan kehadirannya boleh jadi menciptakan komunitas global. Namun, merunut pada sejarah peradaban manusia yang lama berkutat dengan teknologi komunikasi mulai dari mesin cetak dan telepon justru menimbulkan kekacauan bahkan mengancam kehidupan normal kehidupan manusia.
Dennis Mc Quail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, mengatakan, permasalahan komunikasi massa bersifat komprehensif, yang melibatkan gagasan yang berkenan dengan setiap proses “peringkat bawah”. Para individu menerima dan menangani banyak informasi secara langsung dari media massa. Hubungan, kelompok dan institusi sosial lainnya acapkali dipaparkan dalam media dan ditanggapi serta dipelajari dengan cara lebih kurang sama dengan kenyataan sebenarnya.
Dalam memproduksi informasi, media massa tetap harus memperhatikan kondisi komunikasi sebagai sasarannya—dalam hal ini adalah masyarakat. Media yang ingin berhasil menyampaikan pesan dengan tepat kepada media harus benar-benar mengenal masyarakat yang dituju. Tanpa itu media tak akan berari apa-apa di mata masyarakat. Oleh sebab itu media berperan sangat besar dalam menentukan apa yang diinginkan oleh masyarakat dan juga sebaliknya. Seperti teori Agenda Setting dan Hipodermic Needle, di mana pesan sangat berpengaruh kepada masyarakat sebagai komunikannya. Jadi, masyarakat adalah objek media itu sendiri, bukan subjek. Inilah juga yang merangsang pengembang dan ilmuwan untuk mengembangkan teknologi informasi yang pesat dan selalu canggih.
Dua puluh dua tahun yang lalu, Marshall Mc Luhan menulis buku Media is the Message meramalkan bahwa media lebih menentukan isi pesan, karena media itu yang membawa pesan itu. Seberapa jauh pesan itu sampai, seberapa jauh luas khalayak yang dicapai dan bagaimana dampaknya pada masyarakat, ditentukan oleh media itu sendiri
Pada awal milenium kedua ini ditandai dengan merjernya American Online (AOL) dengan Time Warner. AOL, perusahaan raksasa internet itu bergabung dengan perusahaan media yang sudah menggurita puluhan tahun lamanya. Banyak media mulai menggabungkan diri dengan perusahaan jaringan internet, atau setidaknya membuat jaringan sendiri di dunia virtual itu demi pengembangan dan perluasan informasi kepada khalayak. Dengan demikian informasi yang disampaikan bisa semakin beragam dan sangat cepat serta tentu saja lebih mudah dalam hal penanganan dan pengontrolannya.
Perkembanga yang sedang berlangsung menyangkut teknologi media ini adalah bagaimana menggabungkan siaran radio dan televisi dengan internet. Hingga orang-orang dapat menikmati musik dan tayangan radio dan TV di internet sekaligus. Kemudian di bidang publikasi juga kecipratan. Buku yang selama ini kita kenal tidak akan kita jumpai lagi di masa akan datang. Tebalnya ensiklopedia digantikan dengan satu file saja. Isinya bisa kita lihat di e-book (buku elektronik). Seperti sebuah komputer saku yang bisa dibawa ke mana-mana tanpa kabel. Untuk mengakses buku yang lain, dengan mudah melalui internet, kita bisa membelinya di toko virtual. Mudah!
Teknologi media dalam berkomunikasi memang sangat menjanjikan kecepatan dan ketepatan penyampaian pesan kepada banyak orang-orang dalam yang bersamaan. Kemampuannya dalam hal kualitas memang tidak diragukan. Terutama adalah pemakaiannya yang sangat mudah dan sederhana. Namun yang dikhawatirkan dan selalu menjadi permasalahan adalah pemerataan jumlah alat dan pengetahuan/kecakapan menggunakannya. Adalah teknologi informasi penciptaan dan pengembangannya lebih banyak dikuasai oleh negara-negara maju seperti di Amerika Serikat, Jepang, Taiwan dan Singapura. Keberhasilan semacam itu dimungkinkan karena mereka memiliki kemampuan dan kondisi modal yang mapan. Riset dan pengembangan (R&D) banyak disokong oleh pemerintah di kampus-kampus dan dilaksanakan oleh kalangan akademis. Selain itu memang kemampuan akademis dan IQ negara-negara itu lebih unggul. Inilah perbedaan utama dengan negara-negara berkembang. Akibatnya perkembangan teknologi informasi yang terbaru sulit dipakai merata di masyarakat. Itupun masih dalam tataran sebagai pemakai (user) belum dalam taraf mengembangkan atau menciptakan.
Sebagian masyarakat di negara berkembang masih mengandalkan komunikasi interpersonal dalam aktivitasnya sehari-hari. Hal yang berbeda dengan di AS, setiap rumah tangga, kantor, sekolah sudah menggantungkan hidupnya pada internet, telepon seluler, laptop, PDA dan lain sebagainya. Di sana komunikasi dengan menggunakan peralatan demikian, adalah sesuatu yang wajar dan menjadi bagian dari aktivitas yang hidup dan profesi yang memang membutuhkan kecepatan dan ketepatan.
Salah satu tolak ukur kemajuan sebuah negara adalah sampai di mana ia menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan dengan mantap, konprehensif dan total. Termasuk tentu saja teknologi komunikasi. Sebab, komunikasi memang kebutuhan dalam menjalani kehidupan yang dinamis menuju peradaban yang lebih maju. Demi mempercepat, menuju itulah teknologi media/informasi/komunikasi semakin dibuat canggih dan seterusnya demikian demi menjawab tantangan berkomunikasi yang lebih efektif.
Komunikasi lewat teknologinya sangat mempengaruhi pengetahuan, cara berpikir dan tingkah laku masyarakat. Informasi yang sampai sedemikian cepatnya, membuat teknik berpikir manusia semakin sederhana dan mudah. Berita-berita dan informasi terhangat dari seluruh dunia tersaji di depan mata sedetik setelah kejadian di dalamnya itu berlangsung. Hangat dan segar bisa dinikmati lewat koran pagi dan internet. CEPAT DAN MUDAH!
PENGARUH MEDIA SIARAN KEPADA NILAI MASYARAKAT |
Dari semenjak dahulu media perdana seperti akhbar, radio, filem dan televisyen adalah sumber utama bagi orang ramai mendapatkan maklumat dan berita yang berlaku di sekeliling mereka. Apa saja berita dan maklumat yang disiarkan melalui media perdana ini dianggap oleh orang ramai sebagai berita yang benar lagi sahih. Kerana mungkin hampir semua berita yang disiarkan itu dari segi faktanya adalah benar maka orang ramai sehingga kini tidaklah pernah meragukan kesahihan sesuatu berita yang disiarkan oleh media perdana itu. Sehinggalah tertanam dalam fikiran orang ramai semua maklumat dan berita yang dihidangkan kepada mereka itu adalah suatu yang boleh dipercayai, betul dan boleh diterima pakai. Oleh kerana mereka telah menganggap media perdana sentiasa betul maka tidak hairanlah nilai-nilai dari filem-filem yang disajikan kepada mereka akan juga dianggap betul dan diterima dalam kehidupan mereka, walaupun kadang-kadang bertentangan dengan nilai agama mereka. Satu nilai yang salah dari segi agama tetapi telah dianggap oleh masyarakat sebagai suatu yang tidak salah disebabkan oleh asuhan media perdana ini ialah sepasang kekasih teruna dan dara jalan berkepit atau berpegangan tangan. Adegan pasangan kekasih berpimpin tangan, berdua-duaan atau kawan lelaki bermesra dengan kawan wanita adalah perkara biasa dan lumrah di dalam filem dan drama keluaran tempatan. Di dalam filem-filem tersebut perbuatan yang sumbang ini tidak dilihat sebagai sumbang atau nilai yang salah malah ia dilakukan oleh hero dan heroin dalam filem tersebut yang bakal menjadi ikutan kepada orang ramai. Oleh kerana lakunan ini disogokkan saban hari kepada penonton menyebabkan penonton atau orang ramai tidak lagi menganggap berdua-duaan antara lelaki dan perempuan itu sebagai suatu yang salah asalkan tidak di dalam bilik. Padahal suatu masa dahulu jika ada lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya duduk berdua-duaan dianggap oleh masyarakat ketika itu sebagai sumbang apa lagilah kalau berkepit dan berpelukan. Apabila dilihat oleh orang ramai, pasangan yang melakukan kesalahan itu akan diambil tindakan tertentu bagi membendung pesalah dari terus melakukannya. Berbanding dengan masa ini, masyarakat masa kini tidak pernah mengambil kisah jika nampak pasangan muda-mudi jalan berkepitan atau berpelukan, kalau setakat duduk berdua-duaan itu langsung tidak jadi hal lagilah. Duduk berdua-duaan dan perbuatan berpelukan antara pasangan kekasih adalah sangat ditegah oleh agama kita. Kerana perbuatan ini adalah termasuk dalam perkara yang menghampirkan kepada zina. Di dalam Quran jelas Tuhan telah melarang orang-orang yang beriman supaya tidak menghampiri zina. Tuhan bukan sahaja melarang perbuatan zina tetapi melarang juga kepada perkara-perkara yang boleh mendekatkan kepada zina. Walaupun media perdana tidak pernah secara terang untuk menggalakkan orang untuk berzina tetapi mereka telah berjaya menyerapkan budaya atau perbuatan yang mendekatkan orang ramai kepada zina. Pergaulan bebas lelaki dan perempuan adalah satu budaya yang telah boleh diterima masyarakat kita. Inilah hasil budaya yang telah diterapkan melalui media siaran perdana. Dari tempat kerja sehinggalah di pusat-pusat pengajian, lelaki dan perempuan boleh berhubung dan bergaul secara bebasnya. Kini sudah menjadi perkara biasa anak-anak gadis boleh saja bertemu teman-teman lelakinya tidak kira tempat dan waktu tanpa siapa berani untuk menghalangnya. Berzina tidak sama dengan kerja salah yang lain. Kecenderungan untuk melakukan zina tidak sama dengan kecenderungan untuk mencuri atau untuk menerima rasuah. Zina harus ditangani dengan cara yang berbeza dengan perbuatan maksiat yang lain. Zina banyak dipengaruhi oleh ransangan. Itu sebab Tuhan menyuruh kaum wanita supaya menutup aurat padahal yang teransang adalah pihak lelaki. Dalam keadaan agama kita melarang perkara-perkara yang boleh meransang zina ini dan harus disembunyikan dan dijauhkan mengapa pula media siaran secara rakusnya menggalakkan ransangan zina ini. Di dalam majalah-majalah hiburan tubuh badan wanita dipamerkan secara yang menghairahkan. Cerita-cerita seks di perbesar dan disensasikan. Apakah semuanya kita mesti ikut cara yang dilakukan oleh barat. Apakah peraturan dan nilai antarabangsa itu harus datang dari barat. Kenapa tali leher dianggap antarabangsa manakala kita rasa kekok nak pakai songkok, kenapa kita rasa selesa memakai sudu garpu tetapi rasa geli geleman nak pakai chop stick. |
ETIKA MEDIA:
etika media adalah sub bahagian dari etika gunaan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip etika khusus dan standard media, termasuk media siaran, filem, teater, seni, media cetak dan internet. Bidang ini meliputi topik yang sangat berbeza-beza dan banyak kontroversi, mulai dari jurnalisme perang untuk iklan Benetton.
Bidang etika media ialah:
1.1 Etika kewartawanan
1.2 Etika media hiburan
1.3 Media dan demokrasi
Konteks etika media:
2.1 Media etika dan undang-undang
2.2 Media etika dan ekonomi media
2.3 Antarbudaya dimensi etika media
Bidang etika media:
Etika kewartawanan:
Rencana utama: Kewartawanan etika dan standard
Etika kewartawanan adalah salah satu cabang yang paling baik ditakrifkan etika media, terutama kerana sering diajar di sekolah-sekolah kewartawanan. etika Kewartawanan cenderung mendominasi etika media, kadang-kadang hampir dengan mengesampingkan daerah lain.
Rencana utama: Kewartawanan etika dan standard
Etika kewartawanan adalah salah satu cabang yang paling baik ditakrifkan etika media, terutama kerana sering diajar di sekolah-sekolah kewartawanan. etika Kewartawanan cenderung mendominasi etika media, kadang-kadang hampir dengan mengesampingkan daerah lain.
Topik yang dibahas oleh etika kewartawanan meliputi:
Berita manipulasi. Berita boleh memanipulasi dan dimanipulasi. Kerajaan dan syarikat mungkin berusaha untuk memanipulasi media massa, kerajaan, misalnya, dengan sensor, dan syarikat dengan pemilikan saham. Kaedah manipulasi yang halus dan banyak. Mungkin manipulasi sukarela atau spontan. Mereka yang dimanipulasi mungkin tidak menyedari hal ini. Lihat: propaganda berita.
Etika media hiburan:
Berita manipulasi. Berita boleh memanipulasi dan dimanipulasi. Kerajaan dan syarikat mungkin berusaha untuk memanipulasi media massa, kerajaan, misalnya, dengan sensor, dan syarikat dengan pemilikan saham. Kaedah manipulasi yang halus dan banyak. Mungkin manipulasi sukarela atau spontan. Mereka yang dimanipulasi mungkin tidak menyedari hal ini. Lihat: propaganda berita.
Etika media hiburan:
Isu dalam etika media hiburan meliputi:
Penggambaran kekerasan dan seks, dan kehadiran Bahasa kuat. Manual Etika dan undang-undang di daerah ini adalah media yang umum dan banyak (misalnya filem, permainan komputer) adalah tunduk pada sistem peringkat dan pengawasan oleh lembaga. Sebuah panduan luas untuk sistem antarabangsa penguatkuasaan boleh didapati di bawah sistem rating filem.
Produk penempatan. Sebuah taktik pemasaran semakin umum adalah penempatan produk di media hiburan. Para pengeluar media tersebut dapat dibayar dalam jumlah yang tinggi untuk memaparkan produk berjenama. Amalan ini menimbulkan kontroversi dan kebanyakan tidak ditetapkan. Detil Artikel: penempatan produk.
stereotaip. Kedua-dua media iklan dan hiburan menggunakan berat stereotaip. Stereotaip negatif dapat mempengaruhi persepsi orang tentang diri sendiri atau mempromosikan perilaku sosial yang tidak diingini. Para penggambaran stereotaip laki-laki, kemewahan dan kumpulan etnik adalah contoh dari bidang utama perdebatan.
Rasa dan tabu. Seni adalah tentang mempertanyakan nilai-nilai kita. etika normatif sering tentang penguatkuasaan dan perlindungan nilai-nilai kita. Dalam etika media, kedua-dua belah pihak datang ke dalam konflik. Dalam nama seni, media sengaja mungkin cuba untuk memutuskan hubungan dengan norma-norma yang ada dan shock penonton. Sejauh mana ini dapat diterima selalu sarang kontroversi etika. Lihat: Turner Prize, kecabulan, kebebasan bercakap, estetika.
Media dan demokrasi:
Di negara-negara demokratik, hubungan khusus ada di antara media dan kerajaan. Walaupun kebebasan media mungkin secara berperlembagaan diabadikan dan mempunyai definisi yang tepat dan penguatkuasaan undang-undang, pelaksanaan bahawa kebebasan oleh wartawan individu adalah masalah pilihan peribadi dan etika. Modern subsists kerajaan yang demokratik di perwakilan daripada berjuta-juta oleh ratusan. Untuk wakil untuk bertanggung jawab, dan untuk proses pemerintahan harus telus, pusat komunikasi yang berkesan perlu ada untuk konstituen mereka. Hari ini pusat ini terutama terdiri dari media massa, sejauh bahawa jika kebebasan akhbar menghilang, sehingga sebahagian besar politik akan akuntabilitas. Di daerah ini, media menggabungkan etika dengan isu-isu hak-hak sivil dan politik. Isu meliputi:
• Subversion kemerdekaan media oleh kepentingan kewangan.
• Kerajaan pemantauan media untuk mengumpulkan perisikan terhadap rakyatnya sendiri. Lihat, misalnya, database NSA panggilan.
Lihat: kebebasan maklumat, transparansi media Hak untuk Maklumat. L Mera
• Subversion kemerdekaan media oleh kepentingan kewangan.
• Kerajaan pemantauan media untuk mengumpulkan perisikan terhadap rakyatnya sendiri. Lihat, misalnya, database NSA panggilan.
Lihat: kebebasan maklumat, transparansi media Hak untuk Maklumat. L Mera
KONTEK ETIKA MEDIA:
Ø Media etika dan undang-undang:
Ø Media dan ekonomi etika media:
Media etika juga berkaitan dengan hubungan antara media dan ekonomi media di mana hal-hal seperti - pembatalan kawal selia media, konsentrasi pemilikan media, FCC peraturan di AS, kesatuan pekerja media dan masalah tenaga kerja, dan lain seperti badan yang mengatur seluruh dunia, media warga ( rendah daya FM, radio komunitas) - mempunyai implikasi etika.
Intercultural dimensi etika media:
Jika nilai-nilai berbeza antara budaya, masalah ini timbul dari sejauh mana perilaku harus diubah dalam terang nilai-nilai budaya tertentu. Dua contoh dari kontroversi dari bidang etika media:
• Google censorhip diri di China.
• The Jyllands-Posten Muhammad kontroversi kartun di Denmark, dan kemudian di seluruh dunia.
• Google censorhip diri di China.
• The Jyllands-Posten Muhammad kontroversi kartun di Denmark, dan kemudian di seluruh dunia.
Masalah dalam etika media:
Satu pertanyaan teoritis untuk etika media adalah sejauh mana etika media hanyalah subbahagian topikal etika diterapkan, hanya berbeza dalam hal aplikasi kes dan mengangkat tidak ada masalah teoritis yang khas bagi dirinya sendiri. Para subbahagian tertua etika yang digunakan adalah etika perubatan dan etika perniagaan. Apakah media etika punya sesuatu yang baru untuk menambah selain kes yang menarik?
Persamaan antara etika media dan bidang lain dari etika gunaan:
Privasi dan kejujuran adalah isu-isu luas termasuk dalam kesusasteraan etika perubatan, seperti prinsip mengelakkan bahaya-. Trade-off antara tujuan ekonomi dan nilai-nilai sosial yang telah dibincangkan secara meluas dalam etika perniagaan (dan juga etika perubatan dan persekitaran).
Perbezaan antara etika media dan bidang lain dari etika gunaan:
Isu-isu kebebasan berbicara dan nilai-nilai estetika (rasa) terutama di rumah dalam etika media. Namun sejumlah masalah lebih lanjut membezakan etika media sebagai bidang di dalam dirinya sendiri.
Masalah teoritis aneh dengan etika media adalah identiti pemerhati dan yang diamati. Akhbar adalah salah satu penjaga utama dalam masyarakat demokratik banyak, hak kebebasan dan kewajipan dibahas oleh bidang lain etika diterapkan. Dalam etika media kewajipan etika dari wali sendiri datang lebih kuat ke latar depan. Yang menjaga para penjaga? Soalan ini juga muncul dalam bidang etika undang-undang.
A self-referentiality lebih lanjut atau ciri-ciri melingkar dalam etika media adalah mempersoalkan nilai-nilai sendiri. Meta-isu boleh menjadi sebati dengan subjek etika media. Hal ini paling kuat terlihat ketika unsur-unsur artistik dipertimbangkan. iklan Benetton dan calon hadiah Turner keduanya adalah contoh dari menggunakan media beretika dipertanyakan yang soalan kuesioner mereka sendiri.
Ciri-ciri lain dari etika media adalah sifat yang berbeza-beza sasarannya. dilema etika muncul ketika konflik tujuan. Tujuan penggunaan media berbeza tajam. Disajikan dengan cara konsekuensialis, pengguna media boleh dikenakan tekanan untuk memaksimumkan: keuntungan ekonomi, nilai hiburan, penyediaan maklumat, tegaknya kebebasan demokrasi, pembangunan seni dan budaya, kemasyhuran dan kesombongan.
*************************
Nnie maklumat ku utk kertas kerja media,budaya dan masyarakt...
No comments:
Post a Comment